Kabar Padangpanjang – Terlihat jelas pagi ini dari kawasan Kota Padang Panjang Gunung Marapi Sumatera Barat kembali mengeluarkan abu vulkanik. Gunung Marapi yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat ini awal meletus kembali pada hari Minggu tanggal Tiga Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB. Meletusnya gunung marapi berketinggian 2.891 mdpl ini ditandai dengan adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah yang disertai suara gemuruh.. Dari Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat pada hari ini Rabu tanggal 13 Desember 2023 pukul 05.52 Pagi kembali mengalami erupsi dan melontarkan abu vulkanik setinggi kurang lebih 500 meter di atas puncak gunung.
Ahmad Rifandi, Petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi mengatakan bahwa kolom abu tebal berwarna kelabu yang keluar dari Marapi mengarah ke timur yang disiarkan oleh PVMBG.
Masyarakat sekitar maupun para pengunjung Gunung Marapi diharapkan tidak berada dalam radius tiga (3) Kilometer dari kawah Gunung Marapi guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
Menurut PVMBG, di wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Tingkat aktivitas Gunung Marapi Level II atau berada pada Level Waspada.
Gunung Marapi selama periode 12 Desember 2023 pukul 00.00 sampai 24.00 WIB mengalami 44 kali gempa hembusan, 4 kali gempa letusan, 4 kali gempa tektonik jauh, 1 kali gempa vulkanik dalam, dan 1 kali gempa tektonik local, ini menurut pengamatan PVMBG.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Daerah Sumatra Barat Dian Hadiyansyah menghimbau dan mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk selalu mematuhi peta kawasan rawan bencana (KRB) yang dibuat oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hal tersebut disampaikan Ketua IAGI setempat mengingat ancaman letusan gunung Marapi dapat terjadi kapan saja. Menurutnya, peta KRB yang dikeluarkan Kementerian ESDM sudah jelas menggambarkan daerah mana saja yang berpotensi dilewati lahar dingin.
Berdasarkan peta KRB yang diterbitkan pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, terdapat dua zona aliran lahar dingin, yakni zona berbentuk lingkaran dan zona berbentuk aliran.
“Artinya, masyarakat harus menghindari zona-zona yang memungkinkan dilewati lahar dingin seperti sepanjang sungai dan lembah,” himbau Hadiansyah.