KABAR PADANGPANJANG – Terjadi perdebatan Publik Dalam menanggapi statement Ibu Megawati Soekarno Putri Mantan Presiden Republik Indonesia dan juga sebagai Ketua Umum Partai PDI Perjuangan yang viral lantaran diduga menyindir rezim Jokowi seperti masa Orde Baru. Pernyataan itu Megawati sampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin (27/11/2023). Diangkat dari perdebatan dalam acara Indonesia Lawyers Club yang tayang pada tanggal 30 November 2023, banyak perdebatan serius yang terjadi.
Seperti dalam tanggapan Politisi Senior PDI Perjuangan ia menyampaikan bahwa maksud dari Ibu Mega tersebut mengingatkan bahwa peristiwa Mahkamah Konstitusi itu sangat brutal dan mengingatkan kita kembali seperti di zaman orde baru dimana institusi hukum diinjak-injak. Ibu Mega hanya menyampaikan warning atau peringatan kepada Bangsa.
Begitu pula tanggapan dari Andre Rosiade (jubir TKN Prabowo-Gibran), ia mengatakan bahwasanya pernyataan Ibu Megawati tersebut merupakan sebuah nasihat untuk kita semua dan kepada bangsa jangan sampai kekuasaan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok ataupun kepentingan pribadi. Andre tidak setuju dengan statement yang mengatakan keadaan saat ini sama dengan keadaan seperti zaman Orde Baru, karena sekarang telah dilaksanakannya reformasi kekuasaan tidak lagi seperti dulu yang central kekuasaan, bahkan masa jabatan kini telah diatur secara jelas dalam undang-undang dan kini kita memiliki kebebasan Pers dan kebebasan berekspresi seperti pada media masa, media pers, sebegitu bebasnya kita bisa mengkritik pemerintahan tanpa adanya tekanan dan intimidasi dari pemerintahan.
Afnan Malay sebagai Dewan Pakar TImnas Amin dalam kesempatan ini mengutarakan bahwa bisa jadi Jokowi malah merasa senang disebut seperti zaman orde baru karena ia disamakan dengan Presiden kedua Republik Indonesia Bapak Soeharto yang menjabat pada masa tersebut. saya sangat bangga dengan Ibu Megawati karena beliau satu-satunya ketua partai yang menolak Jokowi menjabat tiga periode ungkap Afnan Malay. Melanjutkan tanggapan dari Afnan Malay, Tim TPN Ganjar- Mahfud Andreas Hugo Pareira, saat akan memperpanjang kekuasaan menjadi tiga periode disitulah salah satu indikasi dari Orde Baru dan kini terindikasi merubah undang-undang untuk meloloskan Gibran sebagai cawapres. Disitulah kita dapat melihat indikasi-indikasi yang mengarah kepada Orde Baru. Jangan sampai hal ini dapat merusak Demokrasi dalam Pemilu nantinya.
Hadir juga didalam debat tersebut Mardani Ali Sera sebagai Tim Pemenang dari Anies-Amin, beliau berkata seperti dejavu yang mengingatkan kembali pada hastag #2019 ganti presiden. Sejak periode pertama Jokowi kami PKS mempunyai banyak catatan terhadapnya, dan kami secara tegas selalu menjadi oposisi terhadap Jokowi sampai saaat ini. Kenapa sekarang kami mendukung Anies, hal itu dikarenakan kami ingin perubahan itu wajib dilaksanakan.
Kritik tajam juga dilontarkan oleh Rocky Gerung (pengamat politik Indonesia), Jokowi hadir disaat Republik Indonesia sudah pada masa Demokrasi dan dia hadir sebagai orang yang memberantakan nilai-nilai Demokrasi Indonesia. Ide untuk memperpanjang masa jabatan merupakan sebuah Ide yang otoriter personality dan Ide untuk meloloskan Gibran sebagai Wakil Presiden juga merupan sebuah otoriter personality. Kebusukan Kekuasaan bukan ditunjukan pada fisik kekuasaan tetapi pada pengkhianatan dan penipuan kepada Negara. rocky juga menambahkan Bapak Soeharto kenapa dia Otoriter karena dia berada pada Rezim Militer, kita sekarang berada pada Rezim Demokrasi dan Jokowi memanfaatkan ide politik untuk ambisinya menjadi penguasa otoriter, menurutnya begitulah kira-kira yang dimaksud oleh statement Ibu Megawati yang mengatakan Rezim Jokowi seperti Orde Baru .
Terakhir Karni Ilyas sebagai moderator menyampaikan sebuah kata yang di ambil dari ucapan Presiden Amerika ketiga “pemerintahan terbaik sekalipun apabila berkuasa terlalu lama maka akan menjadi pemerintahan yang Tirani”.